1. Mentilin (Bangka Belitung)
Mentilin (Tarsius bancanus) merupakan salah satu spesies Tarsius yang merupakan primata endemik Sumatera dan Kalimantan, dan ditetapkan sebagai fauna identitas provinsi Bangka Belitung. Mentilin mempunyai ciri-ciri dan perilaku seperti jenis-jenis tarsius lainnya. Panjang tubuh mantilin sekitar 12 - 15 cm dengan berat tubuh sekitar 128 gram (jantan) dan 117 gram (betina). Bulu tubuh mentilin berwarna cokelat kemerahan hingga abu-abu kecokelatan. Yang unik dari hewan ini adalah memiliki mata bulat yang berdiameter 16 milimeter dan uniknya lagi mata bulat mentilin tidak bisa melirik. Untuk melihat ke kanan dan ke kiri mentilin bisa memutar kepalanya hingga 180 derajat.
2. Beruang Madu (Bengkulu)
Beruang Madu (Helarctos malayanus) adalah salah satu hewan yang termasuk kedalam keluarga Ursidae dan merupakan jenis paling kecil dari delapan jenis beruang yang ada di dunia. Beruang ini adalah fauna khas Provinsi Bengkulu sekaligus menjadikan beruang ini sebagai simbol dari provinsi tersebut. Beruang madu memiliki ciri-ciri yaitu panjang tubuhnya 140 cm, tinggi punggung 70 cm dan memiliki berat sekitar 50 - 60 kg. Bulu beruang madu cenderung pendek, berkilau dan berwarna hitam. Mata beruang madu berwarna cokelat atau biru dengan hidung yang lebar tetapi tidak terlalu moncong. Karena beruang ini hidup di pepohonan, maka telapak kakinya tidak berbulu sehingga ia dapat bergerak dengan kecepatan 48 km per jam dengan tenaga yang sangat kuat.
3. Gajah Sumatera (Lampung)
Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus) adalah hewan yang termasuk kedalam salah satu keluarga Elephantidae. Gajah Sumatera merupakan mamalia terbesar di Indonesia, berat gajah ini mencapai 6 ton dengan tinggi 3.5 m. Periode kehamilan bayi gajah Sumatera adalah 22 bulan dengan umur rata-rata sampai 70 tahun. Herbivora ini sangat cerdas dan memiliki otak yang lebih besar dibandingkan dengan mamalia darat lainnya. Hewan ini memiliki telinga yang cukup besar yang dapat membantunya mendengar dengan lebih baik dan membantu mengurangi panas tubuh. Belalainya berguna untuk mendapatkan makanan dan air dengan cara memegang atau menggenggam dengan ujung belalainya seperti jari yang meraup makanan. Hewan ini merupakan hewan yang terancam punah dikarenakan habitatnya telah menjadi perkebunan warga. Oleh karena itu pemerintah membuat taman konservasi agar gajah Sumatera masih bisa dilestarikan.
4. Badak Jawa (Banten)
Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus) adalah salah satu hewan yang masuk kedalam anggota keluarga Rhinocerotidae dan merupakan salah satu dari lima spesies badak yang masih hidup. Badak Jawa memiliki badan dengan panjang 3,1 - 3,2 m dan tinggi 1,4 - 1,7 m. Badak Jawa juga memiliki ukuran cula terkecil dibandingkan dengan cula spesies-spesies badak lainnya, sedangkan badak Jawa betina tidak memiliki cula sama sekali. Badak Jawa pernah menjadi salah satu badak yang tersebar luas di Asia, dimana populasinya tersebar luas di Asia Tenggara, India, dan Tiongkok. Namun, sekarang badak Jawa menjadi hewan yang terancam kritis karena populasinya yang sedikit di alam liar dan ketiadaannya di kebun binatang manapun. Badak Jawa kemungkinan menjadi salah satu mamalia terlangka di bumi.
5. Elang Bondol (DKI Jakarta)
Elang Bondol (Haliastur indus) adalah spesies burung pemangsa dari keluarga Accipitridae. Elang bondol berukuran sedang (43 - 51 cm), memiliki sayap yang lebar dengan ekor pendek dan membulat ketika membentang. Bagian kepala, leher dan dada berwarna putih, sisanya berwarna merah bata pucat, bagian ujung bulu primer berwarna hitam, dan tungkai berwarna kuning. Burung ini tersebar luas di India, China Selatan, Asia Tenggara, dan Australia. Habitat terbaik elang bondol adalah area tepi laut yang berlumpur seperti hutan mangrove, muara sungai, dan pesisir pantai. Burung ini juga dapat ditemukan di lahan basah seperti sawah dan tawa.
6. Macan Tutul Jawa (Jawa Barat)
Macan Tutul Jawa (Panthera pardus melas) adalah salah satu subspesies dari macan tutul yang hanya ditemukan di hutan tropis, pegunungan dan kawasan konservasi Pulau Jawa. Macan tutul Jawa adalah fauna identitas provinsi Jawa barat. Macan tutul Jawa juga merupakan satu-satunya kucing besar yang masih tersisa di pulau Jawa. Dibandingkan dengan subspesies macan tutul lainnya, macan tutul Jawa berukuran paling kecil. Subspesies ini pada umumnya memiliki tutul seperti warna sayap kumbang yang hitam mengkilap dengan bintik-bintik gelap berpola mirip bunga yang hanya terlihat dibawah cahaya terang. Hewan ini memiliki dua ragam warna kulit yaitu berwarna jingga dan hitam.
7. Kepodang Emas (Jawa Tengah)
Kepodang Emas (Oriolus chinensis) adalah spesies burung dari keluarga Oriolidae. Burung ini memiliki habitat di hutan terbuka, hutan mangrove, perkebunan, hutan sekunder, pedesaan, serta tersebar sampai ketinggian 1.600mdpl. burung kepodang emas dijadikan sebagai fauna identitas provinsi Jawa Tengah. Burung ini juga sering dipergunakan untuk tradisi mitoni (tradisi tujuh bulan kehamilan). Kepodang ini mendapat banyak sebutan dari masyarakat Nusantara, seperti bincarung (Sunda), gantialuh (daerah Sumatera) dan gulalahe (masyarakat Sulawesi).